Man Jadda Wajada

Rabu, 16 Maret 2016

Makassarta Tidak Rantasa


Beraktivitas dan Beristirahat merupakan kegiatan wajib yang juga menjadi kebutuhan kita. Begitupun dengan saya. Tanpa aktivitas, istrirahat akan terasa menyakitkan (membuat badan dan kepala sakit). Tanpa Istirahat, aktvitas pun akan menyakitkan. Bisa dikatakan 99,9% kedua kativitas ini telah kuhabiskan di kota kelahiranku kota Makassar. Jika ditanya apakah saya senang melakukan segala aktivitas di kota Daeng sapaan kota Makassar ini? Jawabannya ‘sangat’. Makassar telah menjadi bagian hidup dan nyawaku. Beberapa kali saya melakukan kunjungan untuk berwisata ke kota atau provinsi lain. Mulai dari kota kecil hingga kota besar, keindahan dan kemegahan kota lain tidak mampu mengurangi rasa cintaku terhadap kota kelahiranku ini. Justru kunjungan itulah yang membuatku semakin yakin bahwa Kota Makassar adalah kota yang benar-benar nyaman untuk saya pribadi.

Jika berbicara tentang Makassar, maka anda akan mendengarkan berbagai julukan. Mulai dari Kota Daeng, Kota Anging Mammiri, Makassar Kota Dunia, Centre Poin Of Indonesia, dan satu julukan yang paling kubanggakan diantara semua julukan yang ada. Makassar Tidak Rantasa (MTR). Kata Rantasa sendiri merupakan bahasa Makassar yang memiliki arti kurang lebih ‘kotor atau jorok’.  Nah, kalau berbicara soal kotor atau jorok, sudah bisa ditebak bahwa ini berkaitan dengan masalah kebersihan.

Gerakan Makassar Tidak Rantasa telah dicanangkan oleh Wali kota terpilih, Ir. H. Moh. Ramdhan Pomanto yang akrab disapa Dany Pomanto, bersama wakilnya, Dr. Syamsu Rizal MI, S.Sos, M.Si yang juga memiliki sapaan akrab yaitu Daeng Ical. Pasangan ini telah dilantik sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar pada 8 Mei 2014 yang lalu. Derakan Makassar Tidak Rantasa sendiri telah dicanangkan kurang lebih sebulan setelah mereka dilantik, yaitu pada hari Minggu, tepatnya pada tanggal 15 Juni 2014 yang lalu, dan disaksikan ribuan Masyarakat serta para pejabat di Gedung serba guna Celebesh Convention Centre (CCC), Jalan Metro Tanjung Bunga, Makassar, Sulawesi Selatan.

Unik, Kata inilah yang ingin kuberikan untuk pejabat kota kita ini. Kenapa? Karena mereka telah melakukan berbagai perubahan dan gerakan-gerakan yang bahasanya tidak lepas dari bahasa kita sehari-hari. Di Era yang bisa dikatakan serba modern ini, Bahasa Makassar kadang dianggap sebagai bahasa yang norak atau kampungan. Namun, pemerintah kita ini justru semakin membuat kita bangga dan semakin percaya diri menggunakan bahasa-bahasa daerah kita, dengan memberlakukan berbagai gerakan dan kebijakan untuk menjadikan Makassar 2 x + √ (baca : dua kali tambah baik). Selain Makassar tidak rantasa, banyak lagi hal unik dengan menggunakan bahasa Makassar yang telah diberlakukan selama pasangan ini menjabat sebagai Wali kota dan Wakil Wali kota. Sebut saja Punggawata yang merupakan tim pengamanan kota, Mobil Tangkasaki atau Angkutan Truk Sampah Kita, Gerakan Makassar sombere atau ramah dan masih banyak lagi.

Kembali ke MTR. Selama gerakan ini dicanangkan, berbagai permasalahan kota yang berkaitan dengan masalah kebersihanpun mulai dituntaskan. Mulai dari melakukan kerja bakti yang dikomandoi oleh Camat dan lurah masing-masing, hingga pengadaan tempat sampah di beberapa titik di kota Makassar, termasuk penataan kota. Bukan Cuma warga, para pejabar dan pegawai jajaran SKPD pun turut ambil bagian guna mewujudkan Makassar yang bersih, Makassar yang tidak rantasa.

Segala usaha dan upayapun tidak sia-sia, Pada hari Senin, 23 November 2015 yang lalu, Makassar memperoleh penghargaan Adipura untuk kategori Kota Mertopolitan 2016. Ini tentunya tidak lepas dari peran pihak-pihak yang ikut terlibat dalam penanganan masalah kebersihan, serta  berbagai kritikan atas kebijakan Pemerintah dalam melaksanakan perbagai program baik itu yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan masalah kebersihan.


Memperoleh penghargaan tentunya bukan berarti lepas dari berbagai permasalahan. Makassar masih memiliki banyak PR dan catatan merah mulai dari masalah penataan kota, Banjir, Macet, Kemiskinan, Keamanan dan masih banyak lagi. Perlu diingat, Makassar Tidak Rantasa bukan hanya berkaitan dengan masalah kebersihan saja. MTR merupakan harapan dan mimpi kita bersama untuk mewujudkan makassar yang Bersih, Aman dan nyaman. Mari kita bersama-sama mewujudkan Makassarta yang tidak rantasa, Makassar 2 x + √.

0 komentar:

Posting Komentar