Beraktivitas dan Beristirahat merupakan kegiatan wajib yang juga menjadi kebutuhan kita. Begitupun dengan saya. Tanpa aktivitas, istrirahat akan terasa menyakitkan (membuat badan dan kepala sakit). Tanpa Istirahat, aktvitas pun akan menyakitkan. Bisa dikatakan 99,9% kedua kativitas ini telah kuhabiskan di kota kelahiranku kota Makassar. Jika ditanya apakah saya senang melakukan segala aktivitas di kota Daeng sapaan kota Makassar ini? Jawabannya ‘sangat’. Makassar telah menjadi bagian hidup dan nyawaku. Beberapa kali saya melakukan kunjungan untuk berwisata ke kota atau provinsi lain. Mulai dari kota kecil hingga kota besar, keindahan dan kemegahan kota lain tidak mampu mengurangi rasa cintaku terhadap kota kelahiranku ini. Justru kunjungan itulah yang membuatku semakin yakin bahwa Kota Makassar adalah kota yang benar-benar nyaman untuk saya pribadi.
Jika
berbicara tentang Makassar, maka anda akan mendengarkan berbagai julukan. Mulai
dari Kota Daeng, Kota Anging Mammiri, Makassar Kota Dunia, Centre Poin Of
Indonesia, dan satu julukan yang paling kubanggakan diantara semua julukan yang
ada. Makassar Tidak Rantasa (MTR). Kata Rantasa sendiri merupakan bahasa
Makassar yang memiliki arti kurang lebih ‘kotor atau jorok’. Nah, kalau berbicara soal kotor atau jorok,
sudah bisa ditebak bahwa ini berkaitan dengan masalah kebersihan.
Gerakan
Makassar Tidak Rantasa telah dicanangkan oleh Wali kota terpilih, Ir. H. Moh.
Ramdhan Pomanto yang akrab disapa Dany Pomanto, bersama wakilnya, Dr. Syamsu
Rizal MI, S.Sos, M.Si yang juga memiliki sapaan akrab yaitu Daeng Ical.
Pasangan ini telah dilantik sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar pada
8 Mei 2014 yang lalu. Derakan Makassar Tidak Rantasa sendiri telah dicanangkan
kurang lebih sebulan setelah mereka dilantik, yaitu pada hari Minggu, tepatnya
pada tanggal 15 Juni 2014 yang lalu, dan disaksikan ribuan Masyarakat serta
para pejabat di Gedung serba guna Celebesh Convention Centre (CCC), Jalan Metro
Tanjung Bunga, Makassar, Sulawesi Selatan.
Unik,
Kata inilah yang ingin kuberikan untuk pejabat kota kita ini. Kenapa? Karena
mereka telah melakukan berbagai perubahan dan gerakan-gerakan yang bahasanya
tidak lepas dari bahasa kita sehari-hari. Di Era yang bisa dikatakan serba
modern ini, Bahasa Makassar kadang dianggap sebagai bahasa yang norak atau
kampungan. Namun, pemerintah kita ini justru semakin membuat kita bangga dan
semakin percaya diri menggunakan bahasa-bahasa daerah kita, dengan
memberlakukan berbagai gerakan dan kebijakan untuk menjadikan Makassar 2 x + √
(baca : dua kali tambah baik). Selain Makassar tidak rantasa, banyak lagi hal
unik dengan menggunakan bahasa Makassar yang telah diberlakukan selama pasangan
ini menjabat sebagai Wali kota dan Wakil Wali kota. Sebut saja Punggawata yang
merupakan tim pengamanan kota, Mobil Tangkasaki atau Angkutan Truk Sampah Kita,
Gerakan Makassar sombere atau ramah dan masih banyak lagi.
Kembali
ke MTR. Selama gerakan ini dicanangkan, berbagai permasalahan kota yang
berkaitan dengan masalah kebersihanpun mulai dituntaskan. Mulai dari melakukan
kerja bakti yang dikomandoi oleh Camat dan lurah masing-masing, hingga pengadaan
tempat sampah di beberapa titik di kota Makassar, termasuk penataan kota. Bukan
Cuma warga, para pejabar dan pegawai jajaran SKPD pun turut ambil bagian guna
mewujudkan Makassar yang bersih, Makassar yang tidak rantasa.
Segala
usaha dan upayapun tidak sia-sia, Pada hari Senin, 23 November 2015 yang lalu,
Makassar memperoleh penghargaan Adipura untuk kategori Kota Mertopolitan 2016.
Ini tentunya tidak lepas dari peran pihak-pihak yang ikut terlibat dalam
penanganan masalah kebersihan, serta
berbagai kritikan atas kebijakan Pemerintah dalam melaksanakan perbagai
program baik itu yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan
masalah kebersihan.
Memperoleh
penghargaan tentunya bukan berarti lepas dari berbagai permasalahan. Makassar
masih memiliki banyak PR dan catatan merah mulai dari masalah penataan kota,
Banjir, Macet, Kemiskinan, Keamanan dan masih banyak lagi. Perlu diingat,
Makassar Tidak Rantasa bukan hanya berkaitan dengan masalah kebersihan saja.
MTR merupakan harapan dan mimpi kita bersama untuk mewujudkan makassar yang
Bersih, Aman dan nyaman. Mari kita bersama-sama mewujudkan Makassarta yang
tidak rantasa, Makassar 2 x + √.